Minggu, 06 Juli 2014

Korek Api & Perkembangannya Dari Zaman Ke Zaman


posted by: Amsin Januwarsan
Kebayang gak sih, apa jadinya kalau tak ada korek api di dunia ini? Walaupun ketiadaannya gak bikin kita mati, tapi keberadaannya, walaupun kecil, terasa sekali manfaatnya. Korek api adalah alat termurah, termudah, dan teraman untuk membuat api.
Korek api, adalah cara baru untuk membuat api secara aman, murah, mudah, dan cepat.

Sebelum ditemukan korek api, orang tentu harus berusaha untuk tetap membuat api menyala agar sewaktu-waktu diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari tetap tersedia. Cara yang bisa dilakukan untuk ini misalnya dengan tetap menyalakan lampu atau perapian sepanjang waktu. Repot....! Atau barangkali Anda tentu juga pernah melihat film yang menggambarkan bagaimana manusia zaman purba membuat api dengan cara menggesekkan dua buah ranting kayu bukan? Repot...!

John Walker, menemukan korek api pada tahun 1827
Penemuan korek api telah sangat membantu kehidupan manusia modern. John Walker, seorang alkemis (ahli kimia) berkebangsaan Inggris telah berhasil menemukan korek api gesek pertama yang aman pada tahun 1827. Ia menggunakan antimon (III) sulfida, potasium klorat, gum, dan pati yang dicampur dan diletakkan di ujung sebilah kayu kecil. Apabila ujung kayu yang telah diberi campuran tersebut digesekkan pada permukaan yang kasar, maka akan muncul percikan bunga api kecil yang akan membakar bilah kayu kecil. Keunggulan korek api buatan John Walker ini adalah faktor keamanannya yang lebih baik.

Sebenarnya, sebelum John Walker menemukan korek api yang akhirnya dipasarkannya itu, ada banyak ilmuwan lain yang juga telah berusaha untuk membuat korek api, tetapi hasil yang diperoleh tidak sebaik (dalam artian tidak seaman, sepraktis dan semurah) korek api buatan John Walker. Ilmuwan lain yang terlebih dahulu berusaha mengembangkan korek api antara lain: K. Chancel yang merupakan asisten seorang profesor dari Perancis yang bernama L. J. Thenard di tahun 1805. Sebelumnya ada ilmuwan ternama Robert Boyle pada tahun 1680-an ternyata juga berusaha mengembangkan korek api. Bahkan, Bangsa Tiongkok di tahun 577 telah berusaha menggunakan batang kayu yang diberi belerang untuk korek api.
Zippo, bukan sekedar korek api gas, tapi juga bermakna fashion bagi para pemakainya
Inovasi tentang korek api melompat jauh ketika ditemukan korek api gas. Salah satu korek api gas yang paling terkenal di dunia hingga saat ini adalah korek api gas merk Zippo. Korek api gas ini berisi bahan bakar buthana. Desain-desain menarik yang diluncurkan oleh pabrik Zippo membuat benda mungil yang berfungsi sebagai alat untuk membuat api ini memiliki fungsi lain: yaitu sebagai barang koleksi. Sejak awal korek api gas bermerk Zippo ini diproduksi ai Amerika Serikat (AS), mereka telah mengembang kualitas dengan baik sehingga mereka terkenal dengan slogan "korek api tahan angin (windproof lighter)." Korek api dengan bahan bakar gas ini lebih banyak dipakai para perokok. Agaknya bagi seorang perokok, adalah suatu gaya tersendiri apabila menyalakan rokok dengan korek api gas bermerk terkenal semacam Zippo.

Oh ya, walaupun tampaknya sekarang penggunaan korek api gas yang juga aman, praktis, dan murah ini lebih banyak digunakan dibanding korek api gesek berbahan dasar kayu dan fosfor serta klorat, korek api gesek dari kayu juga tetap dapat bertahan.

SEKILAS TENTANG SEJARAH KOREK API


23 Agustus 2011 pukul 8:31
Korek api kelihatannya sangat 'simple', tapi dibaliknya memiliki sejarah yang sangat panjang, hingga menjadi korek api moderen yang dikenal sekarang. Korek api [matches] adalah alat untuk menyalakan api secara terkendali. Korek api biasanya dijual dengan jumlah tertetu dalam berupa paket beserta dengan kotaknya. Sebatang korek api biasanya terdiri dari batang kayu yang pada salah satu ujungnya ditutupi dengan suatu bahan yang umumnya fosfor sebagai bahan aktif dan gelatin sebagai pengikatnya. Ada dua macam korek api, yang pertama adalah korek api yang akan menyala ketika digesekan pada suatu permukaan tertentu, yang kedua adalah korek api yang akan menyala pada sembarang media tempat ia digesekan.

Bangsa Tiongkok sejak 577 telah mengembangkan korek api sederhana yang terbuat dari batang kayu yang mengadungbelerang. Korek api modern pertama ditemukan tahun 1805 oleh K. Chancel, asisten Profesor L. J. Thénard di Paris. Kepala korek api merupakan campuran potasium klorat, belerang, gula dankaret. Korek api ini dinyalakan dengan menyelupkannya ke dalambotol asbes yang berisi asam sulfat. Korek api ini tergolong mahal pada saat itu dan penggunaannya berbahaya sehingga tidak mendapatkan popularitas.

Korek api modern pertama ditemukan tahun 1805 oleh K. Chancel, asisten Profesor L. J. Thénard di Paris. Kepala korek api merupakan campuran dari potasium klorat, belerang, gula dan karet. Korek api ini dinyalakan dengan cara menyelupkannya ke dalam botol asbes yang berisi asam sulfat. Korek api ini tergolong mahal pada saat itu dan penggunaannya berbahaya sehingga tidak mendapatkan popularitas.

Korek api yang dinyalakan dengan cara digesek pertama kali dikembangkan [ditemukan] oleh kimiawan Inggris John Walker tahun 1826. Penemuan tersebut diawali oleh percobaan Robert Boyle tahun 1680-an dengan campuran fosfor dan belerang, tetapi usahanya pada waktu itu belum mencapai hasil yang memuaskan. Walker kemudian menyempurnakannya dengan menggunakan campuran antimon (III) sulfida, potasium klorat, natural gum, yang dapat dinyalakan dengan menggesekkannya pada permukaan kasar. Walker menyebut korek api ini 'congreves'. Walau dikembangkan oleh Walker tapi korek api ini, prosesnya dipatenkan oleh Samuel Jones, yang kemudian diproduksi dan dijual dengan nama Korek Api Lucifer.

Korek api ini memiliki beberapa permasalahan, yaitu pembakarannya yang tidak terkontrol, suara khas yang dihasilkan dan baunya yang menusuk [tidak enak]. Tahun 1830, seorang Prancis bernamaCharles Sauria, mencampurkan fosfor putih untuk menghilangkan bau tajam yang dihasilkan [namun justru jadi berbahaya bagi para pembuat korek api di pabrik]. Korek api yang menggunakan Fosfor Putih ini akhirnya dilarang di Finlandia [1872], Denmark [1974], Swedia [1879], Swiss [1881] dan Belanda [1901] sampai akhirnya dibuat Konvensi Berne pada tahun 1906 di Swiss yang melarang penggunaan fosfor putih pada korek api.

Korek api yang lebih aman kemudian dikembangkan oleh Swede Gustaf Erik Pasch [1788-1862], diperbaiki oleh Johan Edvard Lundstorm [1815-1888], dan kemudian diproduksi dengan skala besar oleh Johan dan adiknya Carl Frans Lundstorm [1823-1917] di Jonkoping sekitar tahun 1847. Sampai akhir hayatnya, ia dan perusahaannya telah memproduksi 12 juta korek api.